BANTEN72- Warga nelayan di wilayah Lebak bagian Selatan mengeluhkan kebijakan pemerintah pusat menaikan harga bahan bakar minyak atau BBM.
Para nelayan meniilai dengan naiknya harga BBM bersubsidi itu akan mempengaruhi pendapatan , karena harga BBM itu tidak sebanding dengan hasil tangkapan ikan.
Hal itu dikatakan Satrawi, nelayan asal Muara Binuanguen, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, kepada Banten72.com, Rabu (7/9/2022)
Ia menyatakan, saat ini para nelayan harus berpikir keras untuk mengatasi pemenuhan bahan bakar minyak (BBM) akibat naiknya harga , bahkan para nelayan terancam mogok melaut.
“Bagaimana tidak, kenaikan signifikan harga BBM membuat mereka kewalahan untuk biaya operasional melaut” ucapnya.
Selain itu, kata dia, dengan kenaikan harga BBM itu menjadikan pengeluaran dan pemasukan tidak sebanding karena biaya operasinal jadi membengkak
“Pengeluaran dan pemasukan tidak sebanding, karena biaya operasional membengkak,” kata Satrawi.
- Pimred Kabar Banten Raih ‘Gold Winner’ Award 2025
- Indonesia Raih Tarif Impor ke AS Terendah Se-Asean
- Pendekatan Baru Transparansi Pengelolaan Aset Negara
- Koperasi Merah Putih Instrumen Penting Wujudkan Kemandirian Ekonomi Desa
- Tarif Impor Trump 19% Momentum Indonesia Tarik Investasi
Sebelum BBM naik, lanjut Satrawi, biaya operasional menghabiskan Rp 1 juta. Sedangkan pendapatan hasl tangkapan ikan juga belum optimal. Apalagi sekarang setelah BBM dinaikan itu akan semakin membebani usaha para nelayan.
Komentar