Kisah Arni Sulistiawati Ibu Rumah Tangga Asal Petir Serang Sukses Jadi Pengusaha Kerupuk Bakso Ikan

BANTEN72-Di tengah banyaknya pengurangan lapangan pekerjaan, membuat ibu rumah tangga asal Kecamatan Petir, Kabupaten Serang, berinovasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru. Arni Sulistiawati merupakan seorang ibu rumah tangga yang memiliki keseharian sama seperti ibu-ibu pada umumnya, yaitu melakukan kegiatan perawatan rumah tangga.

Di samping itu,  ibu dua anak ini berkeinginan untuk membuka peluang usaha pabrik kerupuk bakso ikan di lingkungan rumahnya.

Usaha yang berfokus pada produksi kerupuk bakso ikan ini telah berdiri sejak tahun 2020, dengan nama usaha “Tiban Inten”. UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) ini sudah memiliki sertifikasi Halal, dan sedang dalam proses sertifikasi BPOM (Badan Pengawasan Obat dan Makanan). Usaha ini tergabung dalam POKLAHSAR ( Kelompok Pengolah dan Pemasar) hasil perikanan, di bawah naungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan memiliki  10 orang karyawan.

Melalui usaha ini, Arni memiliki keinginan untuk membuka lapangan pekerjaan baru yang dapat bermanfaat bagi orang-orang sekitar, mengingat banyak anak muda yang kesulitan untuk mencari lapangan pekerjaan.

“Karyawan di sini kebanyakan anak muda, ada juga dari saudara, ada dari orang luar, biar pada ada kegiatan juga,” ujar Arni, Kamis (22/1).

Dengan adanya pabrik ini, masyarakat sekitar turut terbantu dari segi ekonomi karena karyawan yang bekerja di pabrik ini sebagian besar adalah saudara dekat yang ada di lingkungan Arni.

Pabrik kerupuk bakso ikan ini melakukan produksi setiap 3 (tiga) kali dalam 1 (satu)  minggu tergantung dengan permintaan pasar. “Kita produksi itu seminggu tiga kali, tapi ya tergantung yang pesen juga, kalo ada pesenan kita produksi,”jelas Arni.

Baca juga:  Dilengkapi 38 Meja Billiard, Daruma Pool and Coffee Jadi Arena Billiar Terbesar se-Tangerang Raya

Distribusi hasil produk kerupuk bakso ikan tersebut tersebar pada toko-toko makanan bahkan toko  oleh-oleh di sekitar wilayah Petir, Kragilan, bahkan Kecamatan Serang.

Dengan menghasilkan produk berupa kerupuk bakso ikan yang enak dan renyah, Arni menegaskan bahwa usaha ini terus mempertahankan eksistensi di tengah banyaknya pesaing dengan terus berinovasi pada varian rasa produk yang sangat disukai oleh masyarakat.

“Kata orang-orang sih kerupuk kita lebih enak dan renyah dibanding yang lain, untuk sekarang kita ada 2 varian rasa, ada original sama balado, tapi nanti bakal ada rasa yang lain juga,” jelasnya

Produk yang dihasilkan dari pabrik ini dijual dengan berbagai kemasan seperti ball-an hingga karungan. Kisaran harganya mulai dari Rp50.000 hingga Rp350.000, tergantung permintaan dari pelanggan. Salah satu strategi pemasaran produk melalui reseller, di mana dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, proses penjualan dengan mudah dipromosikan atau bahkan dapat dipesan melalui chat WhatsApp.

“Sekarang mah gampang, biasanya banyak yang pesen lewat WA jadi kita juga lebih gampang untuk ngejualinnya,” pungkasnya.

Dalam melakukan proses produksi, terlebih dalam bidang produksi makanan, karyawan dituntut untuk menjaga kebersihan sebelum melakukan kegiatan produksi.

”Karyawan kita sebelum produksi harus steril dulu, harus bersih dijaga kebersihannya, kita juga punya SOP karyawan,” katanya.

Melalui prosedur SOP (Standar Operasional Pegawai) tersebut, tentunya pabrik ini menjunjung tinggi kebersihan dan kualitas produk sehingga masyarakat percaya dan yakin dengan produk yang dihasilkan oleh Pabrik kerupuk bakso ikan Tiban Inten merupakan produk yang berkualitas.

Baca juga:  Miliki Potensi Besar, Pj Gubernur Al Muktabar Optimis Ekonomi Syariah dan Halal Berkembang di Provinsi Banten

Kenaikan bahan baku dipasaran, membuat Arni terpaksa untuk menaikan harga produk kerupuk bakso ikan nya, dan sering kali mendapat protes dari para reseller.

“Kiita kalo bahan baku di pasar naik, ya produk kita juga naik, karena kita liat dari harga bahan pokok nya juga, kadang kita diprotes ama pelanggan kalo lagi naik gitu, tapi kalo stabil ya kita juga jualnya stabil aja,” jelasnya.

Menurut Arni  tantangan terbesar dalam usaha ini ialah kurangnya modal, ia juga menjelaskan bahwa pemilihan bahan baku yang digunakan untuk produksi kerupuk bakso ikan ini cukup selektif, dan terkadang sulit untuk mendapatkan bahan pokoknya seperti ikan.

“Kita udah ada langganan buat beli ikan, tapi kadang kalo lagi ga musim, susah dapet ikannya. Sehingga hal tersebut menjadi salah satu kendala dalam usaha ini,” katanta.

Pabrik yang sudah berdiri 4 (empat) tahun ini bertempat di Jl. Raya Ciruas – Petir tepatnya di depan SPBU Petir, lokasi pabrik yang berada dibelakang dan harus melewati gang di tengah pemukiman warga, menjadi salah satu kendala jika ada pelanggan yang mau berkunjung, terlebih lagi ketika sedang proses pengiriman bahan baku ke pabrik ini yang menjadi kendala.

“Karena pabrik kita dibelakang rumah, terus harus masuk gang, kadang orang-orang harus nanya dulu kalo mau kesini, soalnya kita belum punya papan nama juga di depan gang,” ujar Arni.

Namun hal tersebut tidak menjadi kendala besar bagi usaha ini agar bisa dikenal dan berkembang di masyarakat. Harapan Arni kedepannya ialahi berkeinginan untuk memperluas pabrik nya agar lebih mudah dijangkau “kita mah usaha nya pelan-pelan aja tapi pasti, rencana nya kalo ada modal lebih pengen diperluas lagi pabrik nya, kalo ngga bikin cabang pabrik lagi,” ucapnya.

Baca juga:  Pilgub Banten 2024, Tim Gerilya Andra Soni dan Dimyati Natakusumah Targetkan Menang 80 Persen

Dengan adanya usaha ini, perekonomian rumah tangga Arni turut terbantu sehingga omset yang diraih dari hasil penjualan produk kerupuk bakso ikan ini dapat dikelola dengan baik. Arni turut membagikan pesan untuk para ibu rumah tangga yang berkeinginan untuk membuka bisnis rumahan agar selalu sabar dan terus berproses, karena dalam membangun suatu usaha itu butuh proses yang panjang dan tidak instan.

“Kalo usaha itu tergantung yang mengelolanya, kita harus sabar dan terus berproses, karena ga mungkin usaha kita tiba-tiba langsung naik tanpa ada proses, dukungan suami juga penting sebab kita kan apa-apa harus kompromi dulu sama suami biar usahanya maju,” tuturnya.

Melalui kisah Arni yang merupakan seorang pengusaha sekaligus ibu rumah tangga, memberikan dukungan dan keyakinan  pada setiap wanita bahwa untuk menjadi seorang pengusaha tidak melihat dari latar belakang seseorang, tetapi tekad yang kuat untuk membuka usaha itulah yang menjadi pegangan dari sebuah kesuksesan, dan untuk memulai usaha bisa dimulai dari yang terkecil dan terdekat. Oleh karena itu jangan takut untuk memulai dan jangan khawatirkan persoalan resiko gagal, karena sebuah kesuksesan dapat diraih dari pembelajaran kegagalan. (Siti Abelia P)

Komentar