BANTEN72- Kaukus Akademisi dan Aktivis Kabupaten Pandeglang menegaskan , jika terjadi bentuk kecurangan demokrasi pada pemilu 2024 nanti , maka bisa berpotensi reformasi jilid II.
Selain itu pihak Kaukus Akademisi juga menyebutkan saat ini gejala kecurangan , dugaan tekanan dan intimidasi dilakukan pihak lain sudah teras. Tindakan kecurangan demokrasi itu diawasi dan dipantau olah Kaukus akademisi.
Hal itu dikatakan DR. Agus Lukman Hakim selaku Kaukus Akademisi dan aktivis saat acara Renungan Perkembangan Demokrasi di Skala Nasional dan Daerah di salah satu saung makan di Pandeglang Senin (12/2/2024).
Acara tersebut juga dihadiri Koordinator Kaukus Akademisi dan Aktivis Pandeglang Teguh Fachmi.
“Iya kami akan lawan setiap bentuk kekotoran demokrasi dan jika terjadi kecurangan pada proses pemilu tahun 2024 , maka bisa berpotensi reformasi julid II (dua) yang gelombangnya lebih besar dari reformasi sebelumnya ,” kata Agus.
Meski demikian, lanjut Agus, Kaukus akademisi di Pandeglang menilai ada genjala-genjala memgarah ke dugaan intervensi yang dilakukan para pihak.
“Kalau saja ada kecurangan pemilu mungkin tidak bisa terbayangkan mahasiswa akan melakukan reformasi jilid II. Saya rasakan baru pemilu tahun ini para guru besar akademisi mulai memyampaikan kritikan terhadap adamya proses demokrasi yang penuh intervensi,” ujarnya.
Dibagian lain Agus mengingatkan para pihak seperti TNI, Polri dan ASN harus benar-benar menjaga netralitas yang benar. “Jika ada pihak yang tidak netral maka itu harus kita lawan,”ujarnya.
Ia melihat pada praktiknya sudah ada bentuk-bentuk pengarahan kepada para RT aparat desa dan ASN ke salah satu calon. “Memang ini belum ada buktinya, namun banyak fakta informasi yang mengarah kepada calon tertentu. Ini mungkin bisa dirasakan di kalangan ASN dan ini menjadi dosa besar dalam demokrasi,” ujarnya.
“Kalau calon yang direfetensi oleh nasional menang maka akan terjadi reformasi jilid dua,” sambungnya.
“Pemilu memang akan kelihatan siapa pemenangnya. Namun jika cara meraih kemenangan itu dengan cara yang tidak sehat atau curang maka ini akan terjadi reformasi jilid dua yang lebih dahsat dari kalangan mahasiswa,” ujarnya.
Pernyataan sikap
Sementara itu Koordinator Kaukus Akademisi Pandeglang Teguh Fachmi menyampaikan pernyataan sikap didasari oleh situasi politik nasional terkait dengan tata kelola pemerintahan yang diduga kuat ada indikasi peran penguasa mengintervensiproses Pemilu dan Pilpres. Menurut dia, situasi ini makin diperburuk dengan gerakan intervensi dari seluruh aparatur sipil negara dan kelembagaan negara.
“Kondisi ini tentu menjadi contoh tidak sehat dalam praktik demokrasi baik dari skala nasional maupun lokal. Oleh karena itu, kami bermaksud menginisiasi gerakan keprihatinan terhadap kondisi tersebut,”kata Teguh.
Ia mengatakan , maka dari itu pihaknya meminta pemerintah pusat dan daerah secara kolaboratif perlu hadir dan terus mengawal serta menegakkan netralitas ASN, TNI,Polri, Kepala Daerah, perangkat desa dan anggota BPD pada pemilu serentak tahun 2024.
“Kami meminta kepada kepala pemerintahan Republik Indonesia untuk menjaga independensinya tetap pada jalur demokrasi yang telah menjadi cita-cita luhur reformasi. Kami berharap penyelenggara Pemilu untuk bersikap profesional, jujur, adil dan mengawal proses Pemilu serentak 2024 sesuai dengan aturan undang-undang yang berlaku,” katanya.
Fahmi mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap menggunakan hak pilihnya sesuai dengan hati nurani dan mengedepankan kepentingan bangsa.
“Kami Kaukus akademisi dan aktivis Pandeglang akan memantau dan mengawasi jalannya Pemilu serentak 2024 khususnya di kabupaten Pandeglang,”tandasnya.
Komentar