Densus 88  Polri Sosialisasikan  Bahaya Terorisme di Sekolah-sekolah

BANTEN72– Densus 88 Anti Teror Polri  menyosialisasikan bahaya radikalisme kepada para siswa  SMAN 1 Pandeglang,  di Gor SMAN 1 Pandeglang, pada Kamis (21/9/2023).

Direktur Pencegahan Densus 88 Anti Teror Polri, Brigjenpol TB. Ami Prindani mengatakan,  kedatangannya ke SMAN 1 Pandeglang ini bertujuan untuk mensosialisasikan bahaya latin terorisme serta memotivasi para siswa agar bisa meraih cita-citanya.

“Kedatangan saya kesini untuk mensosialisasikan dan mengedukasi tentang bahaya radikalisme dikalangan siswa,”kata Ami.

Baca juga:  Pemerintah Berhasil Takedown 2 Juta Situs Judi Daring

Menurut dia,  di usia yang terbilang masih produktif ini, para pelajar, mahasiswa dan pemuda sangat rentan terpapar bahaya latin radikalisme, terorisme dan intoleransi.

“Kaum muda ini kan rentan, diusia-usia mereka ini bisa dengan mudah terpapar paham-paham radikal. Maka dari itulah, kita perlu menyampaikan pemahaman-pemahaman supaya mereka mempunyai daya tangkal, jadi kalau ada yang mencoba masuk, mereka sudah bisa menghindar,”ungkapnya.

Ami  menjelaskan, bahwa penyebaran paham radikalisme dan rekrutmen anggota teroris tidak hanya dilakukan secara langsung, melainkan sudah ada para teroris yang memanfaatkan jejaring internet untuk menyebarluaskan pemahaman radikal dan propaganda jihad.

Baca juga:  RUU KUHAP Hadirkan Reformasi Hukum Berbasis Nilai Kebangsaan

“Saat ini banyak sekali paham radikalisme itu lewat media sosial. Jadi mereka harus tau mana-mana yang mereka lihat, yang mereka baca, jangan sampai salah,” katanya.

Sementara itu, Kasatgaswil Banten Densus 88 Anti Teror Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana menyampaikan, bahwa pihaknya juga mensimulasikan cara teroris dalam merekrut anak-anak sekolah. Hal itu bertujuan agar para siswa bisa membentengi diri dari bahaya latin terorisme.

Baca juga:  Pemerintah Blokir Ribuan Konten Judi Online di Awal Tahun 2025

“Kita simulasikan bagaimana teroris merekrut anak-anak sekolah, mahasiswa dan anak muda. Kemudian, kita juga menyampaikan tidak hanya rekrutmen secara langsung tetapi ada online melalui internet, supaya adik-adik ini bisa mendeteksi mana paham radikalisme, terorisme dan intoleransi,”tandasnya.

Komentar