BANTEN 72 – Selasa, 23 Januari 2024 Kantor BBWSC3 di Lingkungan Benggala Kota Serang diadakan rapat terkait usulan Pemkot Serang kepada Kementerian PUPR melalui BBWSC3 serta sekaligus memantau aliran sungai disekitar Kota. Turut hadir Pj Walikota Serang Yedi Rahmat, ASDA II Yudi Suryadi, Perwakilan DPUPR Kota Serang, serta Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau, Ciujung,Cidurian (BBWSC3) I Ketut Jayada beserta jajarannya.
Pj Walikota Serang Yedi Rahmat dalam wawancara mengucapkan terimakasih atas undangan BBWSC3 datang ke kantornya sekaligus menghadiri rapat atas usulan Pemkot Serang yang direspon oleh Kementerian PUPR.
“Pada prinsipnya kami ucapkan terimakasih kepada Kepala Balai serta Mentri PUPR, Alhamdulillah beliau sudah mendukung apa yang diminta Kota Serang dan semoga langkah kedepan lebih baik”, ucapnya.
Setelah rapat beliau diajak oleh Kepala BBWSC3 untuk melihat sistem control serta kamera pemantau sungai-sungai yang menjadi wewenang BBWSC3. Dalam pantauan Pj Walikota Serang mengatakan semua berjalan normal dalam sistem control nya, serta apabila terjadi kendala atau masalah nanti akan ada alarm yang berbunyi untuk memperingati.
Kepala BBWSC3 mengatakan rapat ini terkait respon surat usulan dari Pemkot Serang kepada Kementerian PUPR untuk normalisasi anak-anak sungai Cibanten yang berada di Kota Serang. Beliau mengatakan memang fokus program BBWSC3 yaitu pengendalian sungai Cibanten serta normalisasi dari induk kemudian anak-anak sungai dikarnakan kalau induk sungai tidak lancar maka anak sungai pun tidak lancar.
Ditanya anak-anak sungai apa saja yang akan dinormalisasi, BBWSC3 mengatakan ada 5 anak sungai antara lain Ciwaka, Parung, Pangpang, Cigeplak, Cikedueun. Beliau pun menambah informasi bahwa saat ini sedang proses sinkronisasi program karna ada beberapa item yang dipinta oleh Pemkot Serang tidak ada di nomenklatur nya.
Terakhir disinggung dengan status air sungai yang sudah masuknya musim hujan, beliau mengatakan akibat dari musim kemarau yang panjang status air sungai Cibanten masih tergolong aman dengan 3,6 kibik perdetik yang sebelumnya 2 kibik perdetik berdasarkan rilis bendungan Sindang Heula, sehingga air di hilir tetap stabil karna sungai juga tidak boleh kosong air.*
Komentar