BANTEN 72 – Kasus bunuh diri yang disebabkan oleh depresi kembali terjadi, kasus tersebut menambah deretan panjang kasus bunuh diri yang terjadi di Tanah Air.
Banyak kasus bunuh diri ini bermula dari depresi yang tentunya tidak menemukan solusi atau jalan keluar, baik itu karena masalah asmara, keluarga, kuliah, pertemanan dan lain sebagainya.
Semakin banyaknya masalah-masalah yang berkaitan dengan bunuh diri dan juga latar belakang gangguan kejiwaan yang mendasarinya.
Untuk itu kita harus bisa memahami apa itu depresi agar tidak muncul masalah baru berbahaya yaitu memicu terjadinya tindakan bunuh diri.
Sebagaimana dikutip Banten 72 melalaui kanal Youtube Andri Psikosomatik, berikut ini penjelasan tentang depresi yang dapat memicu terjadinya tindakan bunuh diri.
Dalam praktik kehidupan sehari-hari bahwa bunuh diri tidak terlepas dari suatu kondisi gangguan kejiwaan yang dikenal dengan istilah depresi.
Untuk memahami depresi yang erat kaitannya dengan tindakan bunuuh diri adalah suatu hal yang tidak mudah.
Terkadang kita masi berstigma oleh suatu kondisi dimana orang yang mengalami gangguan kejiwaan dianggap memiliki kelemahan dalam iman atau tidak bersyukur atas kehidupannya.
Padahal depresi itu sendiri merupakan suatu jenis gangguan medis biasa yang mungkin saja bisa terjadi pada siapapun dan bisa terjadi kapanpun di dalam kehidupan masyarakat pada umumnya.
Hubungan antara depresi dengan tindakan bunuh diri ini memang begitu erat, dalam praktik biasanya seorang psikiater akan menanyakan apakah ada ide-ide bunuh diri atau ide untuk menyakiti diri berkaitan dengan gejala depresi yang dialami pasien.
Hubungan ini sering kali tidaklah terdeteksi karena sering kali orang merasa malu untuk datang ke dokter jiwa ataupun psikolog membicarakan tentang gejala depresi yang dialaminya.
Itulah mengapa kita berharap bahwa peran dari masyarakat terutama buat kita untuk orang-orang terdekat kita yang mengalami masalh gangguan kejiwaan.
Dengan sedikit meluangka waktu untuk mendengarkan mereka, tapi janganlah kita mendengarkan dengan suatu prasangka atau penghakiman terhadap hal-hal yang berkaitan dengan depresi apalagi disertai dengan adanya ide bunuh diri.
Namun, terkadang kita terlalu gampang saat mengasosiasikan sesuatu dengan keadaan-keadaan yang juga kita alami secara biasa.
Padahal gangguan depresi dan tidakan bunuh diri terkait dalam diri pasien tidak semudah itu, untuk itu yang perlu kita lakukan adalah dengan cara berempati terhadap pasien atau orang yang mengalami gejala-gejala depresi.
Selain itu juga kita harus bisa mencoba untuk memahami melalui informasi apa itu depresi, sehingga kita tidak hanya menjadi pendengar yang sering kali lebih menyalahkan daripada membantu meringankan beban orang tersebut, padahal mereka yang mengalami depresi hanya ingin didengarkan bukanlah untuk dihakimi.
Pada saat orang terdekat kita terlihat depresi hal pertama yang mesti kita lakukan adalah mendampingi dan menunjukkan rasa kepedulian kita pada mereka.
Janganlah kita menunjukkan rasa khawatir yang berlebihan , karena sikap seperti itu justru menjadikan mereka yang depresi merasa menjadi beban.
Hindari terlalu banyak memberikan nasihat, cukup menjadi pendengar yang baik, selain itu pastikan dia betada dalam kondidi aman dan tidak terdapat barang-barang yang berpotensi membahayakan diri.
Itulah penjelasan terkait bagaimana cara memahami depresi untuk mencegah bunuh diri terjadinya tindakan atau tundakan yang merugikan diri sendiri, semoga informasi ini bermanfaat.
Komentar