BANTEN72- Menjelang dua tahun pelaksanaan Pilkada Pandeglang, situasi perpolitikan di ‘Kota Santri’ ini masih terasa sepi.
Hingga saat ini belum ada calon yang secara terbuka menyatakan akan maju dalam pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Situasi ini sangat berbeda dari menjelang Pilkada sebelumnya. Waktu itu, lebih dari dua tahun sebelum pelaksanaan pilkada, beberapa calon secara terbuka menyatakan diri siap maju dan kemeriahan “kampanye” para calon begitu kentara.
“Tapi menjelang Pilkada Pandeglang 2024, situasi berbanding terbalik. Padahal, makin lama persiapan maju maka makin lama waktu untuk menyosialisasikan diri. Selain itu, jika cabup sudah menyatakan diri maju jauh-jauh hari masyarakat lebih bisa memahami dan menilai jejak rekamnya. Kenapa ini bisa terjadi? Ada beberapa faktor,” kata seorang pengamat politik Universitas Mathla’ul Anwar Banten, Eko Supriatno , Kamis 19 Januari 2023.
“Misalnya partai di Banten masih kesulitan mencari figur. Tak hanya partai kelas menengah, hal itu dialami partai papan atas,” sambungnya.
Ia menilai saat ini partai-partai di Pandeglang misalnya, hingga kini belum ada calon mumpuni untuk memimpin partai politik kelihatannya. Bagaimana bisa mengajukan cabup, ke-figuran ketuanya juga tidak jelas. Krisis kader parpol pada tingkat regional bisa dibaca dari Kelangkaan figur, krisis kader. Partai itu dipimpin figur yang belum terlalu menjual untuk maju dalam pilbup.
Ia menjelaskan, faktor lain adalah masih dominannya popularitas Rizki Natakusumah di Pandeglang sehingga membuat figur lain gamang. Anggota DPRRI ini belum secara terang-benderang menyatakan akan maju tapi berbagai aktivitasnya mengisyaratkan hal itu. Di kabupaten Pandeglang ia sering mengumpulkan lurah/kepala desa, RW/RT. Secara diplomatis, bisa saja ia beralasan rapat koordinasi dan sinkronisasi program. Tapi analisis politik awam bisa menyimpulkan bahwa itu ”manuver”, salah satu cara baginya untuk tetap dikenal dan populer.
Bila maju sebagai calon, karena ibunda-nya adalah Bupati Pandeglang incumbent (petahana) Rizki Natakusumah memiliki berbagai kesempatan konsolidasi lebih masif. Terlalu menonjolnya popularitas dan peran Trah Dimyati Natakusumah menjadi faktor penyebab masih sepinya calon lain yang siap maju. Kandidat akan berpikir ulang untuk maju seandainya kalah.
Komentar