BANTEN72-Dalam ragam serial dunia saat ini, ada salah satu yang mencuri perhatian, “Squid Game Season 2.” Serial garapan Netflix yang berasal dari Korea Selatan ini telah merilis season 2 nya pada 26 Desember 2024.
Setelah sukses di season pertama dengan penonton mencapai 265 juta, kini Squid Game kembali menyapa dengan alur yang lebih rumit dan kompleks.
Film yang disutradarai oleh Hwang Dong-Hyuk ini membawa cerita berupa permainan yang harus dimainkan oleh beberapa peserta, baik secara tim maupun perorangan. Dari awal kemunculan season 2, Squid Game sudah menarik perhatian khalayak dengan empat episode pertama yang mampu meraup 68 juta penonton. Bahkan, angka tersebut sudah melampaui capaian film Netflix lainnya.
Keberhasilan film ini juga didukung dari antusias penonton setia yang memenuhi linimasa media sosial. Ditambah, Netflix mengumumkan bahwa serial ini akan berlanjut hingga season 3 dan akan menampilkan boneka laki-laki yang akan menemani Young-Hee dalam permainan nanti.
7 Quotes Film Squid Game 2
Musim kedua dibuka dengan kisah Seong Gi-hun yang menjalani kehidupan setelah kemenangannya di permainan sebelumnya. Namun, ketenangan hidupnya terusik ketika ia menerima undangan misterius untuk kembali ke arena permainan.
Episode perdana memperlihatkan bagaimana Gi-hun berhadapan dengan dilema moral yang berat. Dengan tujuan membongkar identitas di balik permainan tersebut, Gi-hun terpaksa kembali mempertaruhkan nyawanya.
Berikut beberapa qoutes dari serial ini yang bisa memotivasi Anda.
- Ketika hidup berubah menjadi permainan, manusia menunjukkan siapa mereka sebenarnya.
Dalam situasi permainan yang mengancam nyawa, para peserta menunjukkan sisi asli mereka baik sifat buruk maupun baik seperti keserakahan, ketakutan, pengkhianatan, pengorbanan, dan kepedulian.
Permainan dalam Squid Game secara harfiah mengubah hidup para peserta menjadi ajang pertaruhan hidup-mati, di mana setiap keputusan bisa menentukan apakah mereka akan hidup atau mati. Dalam kondisi yang penuh tekanan seperti itu, moralitas dan etika seringkali diuji, dan para pemain dipaksa untuk memilih antara bertahan hidup atau menjaga integritas mereka.
- Tidak ada yang namanya kesempatan kedua dalam permainan ini, hanya bertahan atau mati.
Secara simbolis, kalimat ini juga menggambarkan kritik sosial terhadap bagaimana orang-orang dalam kondisi kehidupan yang keras seringkali tidak diberi banyak kesempatan untuk memperbaiki hidup mereka.
Mereka yang kalah dalam kompetisi sosial atau ekonomi seringkali tidak mendapatkan kesempatan kedua, seolah-olah kehidupan mereka benar-benar ditentukan oleh seberapa baik mereka bisa “bermain” dalam sistem yang sudah tidak adil sejak awal.
- Kamu mungkin menang sekarang, tapi ingat, ini hanya awal dari penderitaanmu.
Kutipan ini menggambarkan kenyataan pahit bahwa dalam banyak kasus, orang-orang yang merasa telah menang dalam hidup atau mengatasi rintangan tertentu sering kali dihadapkan pada tantangan baru yang mungkin lebih berat daripada sebelumnya
- Manusia selalu terjebak dalam keserakahan, bahkan ketika mereka tahu konsekuensinya.
Kutipan ini mencerminkan sifat manusia yang sering kali sulit melepaskan diri dari keinginan materi dan kepuasan diri, bahkan ketika mereka sadar bahwa pengejaran tersebut bisa menghancurkan mereka.
Kutipan ini mengingatkan kita akan kelemahan manusia dalam mengendalikan keinginan, serta bahaya yang mengintai ketika keserakahan menjadi motivasi utama dalam mengambil keputusan
- Apakah kamu memilih hidup yang layak atau hanya untuk bertahan hidup?
Kita seringkali keliru antara “hidup yang layak” dan “bertahan hidup”. Dalam kalimat ini, hidup yang layak berarti menjalani hidup dengan kualitas, tujuan, kebahagiaan, dan prinsip moral. Di sisi lain, bertahan hidup berarti hidup hanya untuk tetap hidup, tanpa peduli apakah hidup tersebut memiliki makna, kebahagiaan, atau kehormatan. Dan hal ini bisa mengacu pada bagaimana kita mungkin mengorbankan nilai-nilai demi menyelamatkan diri, meskipun akhirnya hidup dalam penderitaan batin atau kehilangan identitas.
- Kepercayaan itu mahal dalam permainan ini, dan hanya segelintir yang bisa membelinya.
Di sini, kita bisa menyadari bahwa sedikit sekali orang yang benar-benar dipercaya. Dari season satu hingga season dia ini, penghianatan sudah menjadi bagian cerita paling kental dalam Squid Game.
Dan frasa “hanya segelintir yang bisa membelinya” menunjukkan bahwa hanya orang yang sangat layak atau memiliki kekuatan moral yang kuat yang bisa mendapatkan dan memberikan kepercayaan.
- Kamu tahu siapa yang benar-benar kamu percayai sampai kamu berada di ujung pisau.
Dalam banyak kasus, orang-orang yang merasa telah menang dalam hidup atau mengatasi rintangan tertentu sering kali dihadapkan pada tantangan baru yang mungkin lebih berat daripada sebelumnya. Kepercayaan bisa menjadi fondasi yang kuat, tetapi pada saat yang sama, pengkhianatan bisa muncul kapan saja, mengingat betapa rapuhnya sifat dasar manusia di bawah tekanan.
Pada akhirnya, Squid Game bukan hanya tentang permainan mematikan yang menguji ketahanan fisik dan mental, tetapi juga tentang bagaimana kita, sebagai manusia, bernegosiasi dengan kepercayaan dan pengkhianatan dalam setiap langkah hidup. Sama seperti dalam permainan, di dunia nyata kita kerap dihadapkan pada pilihan yang sulit mempertaruhkan segalanya demi kepercayaan, atau berjuang sendirian dalam ketidakpastian.
Kepercayaan memang mahal, tak mudah dibangun, dan lebih rapuh dari yang kita kira. Namun, di tengah gemuruh pengkhianatan dan egoisme, masih ada sedikit harapan bahwa kejujuran dan integritas tetap bisa menjadi kompas moral. Pilihan kita di saat-saat genting, itulah yang menunjukkan siapa kita sebenarnya. Dalam permainan hidup, mungkin hanya segelintir yang bisa “membeli” kepercayaan, namun mereka yang bisa memegangnya dengan teguh akan selalu menemukan arti kemenangan yang lebih besar dari sekadar bertahan.
Pertanyaannya kini adalah: dalam permainan ini, apakah kita akan memilih untuk mempercayai, atau justru mengkhianati? Apapun jawabannya, setiap keputusan adalah cerminan dari siapa kita dan apa yang kita perjuangkan. (Lapina Lena)
Komentar