BANTEN72-Overthinking adalah kondisi di mana seseorang terus-menerus memikirkan sesuatu tanpa henti, baik itu hal-hal kecil atau masalah besar. Kondisi ini bisa menyebabkan kekhawatiran yang mengganggu aktivitas sehari-hari, mengganggu tidur, dan bahkan membuat seseorang terjebak dalam siklus berpikir negatif yang terus berulang.
Menurut Psychology Today, overthinking dapat terwujud dalam dua bentuk utama: ruminasi, yaitu kondisi di mana seseorang terjebak dalam perenungan berulang tentang masa lalu, serta kecemasan yang berlebihan, yang sering kali berkaitan dengan ketakutan terhadap masa depan.
Dilansir dari The Health Site, overthinking tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga dapat menimbulkan berbagai masalah fisik. Gangguan metabolisme tubuh, masalah pencernaan, dan peningkatan risiko kerusakan pada organ jantung merupakan beberapa dampak yang bisa muncul. Selain itu, kecemasan yang berlarut-larut akibat overthinking juga dapat merusak kesehatan kulit, menyebabkan masalah seperti jerawat dan kulit kusam, karena tubuh terus-menerus berada dalam kondisi stres tinggi.
Penyebab Overthinking
Berikut adalah beberapa penyebab utama yang dapat memperburuk kebiasaan ini:
- Tekanan Sosial dan Harapan Tinggi
Di era digital, media sosial telah menjadi sumber tekanan yang signifikan. Dikutip dari Alodokter, media sosial sering kali mendorong seseorang untuk membandingkan diri dengan orang lain, menciptakan ekspektasi yang tidak realistis. Hal ini dapat memicu perasaan tidak cukup baik dan membangun pola pikir negatif yang terus-menerus berulang.
- Kelelahan Mental dan Fisik
Beban kerja yang berlebihan atau kurangnya waktu istirahat dapat melemahkan kemampuan otak dalam mengelola stres. SehatQ menyebutkan bahwa kelelahan mental dan fisik tidak hanya mengganggu fungsi kognitif, tetapi juga memperburuk kebiasaan menganalisis masalah secara berlebihan, sehingga seseorang terjebak dalam lingkaran overthinking.
- Ketidakpastian Masa Depan
Kekhawatiran terhadap hal-hal yang belum pasti, seperti karier, keuangan, atau hubungan, dapat menjadi pemicu utama overthinking. Rasa takut terhadap skenario terburuk di masa depan sering kali membuat seseorang kehilangan fokus pada solusi yang tersedia, memperburuk kecemasan, dan menciptakan beban mental yang berlebihan.
Dampak Overthinking
Overthinking yang berlebihan tidak dikelola dengan baik, akan berdampak memengaruhi banyak aspek kehidupan. Berpikir berlebihan tidak hanya dapat memengaruhi tidur, tetapi juga dapat menyebabkan masalah seperti kurangnya konsentrasi, depresi, dan bahkan gangguan fisik seperti sakit kepala dan gangguan pencernaan.
Overthinking berlebihan juga dapat memengaruhi hubungan pribadi. Orang yang rentan terhadap pola perenungan mungkin menjadi mudah tersinggung dan menarik diri dari orang lain karena kecemasan yang berlebihan.
Cara Mengatasi Overthinking
Overthinking secara berlebihan, dapat diatasi melalui 4 metode berikut ini:
- Alihkan Perhatian
Daripada terus-menerus memikirkan masalah, cobalah mengalihkan perhatian dengan melakukan aktivitas yang menyenangkan atau produktif. Dikutip dari sumber Halodoc, mengalihkan perhatian dapat memberikan otak istirahat dan membantu menemukan solusi di latar belakang saat Anda sibuk dengan tugas lain.
- Olahraga Teratur
Aktivitas fisik, seperti berjalan kaki, yoga, atau olahraga lainnya, Dikutip dari Alodokter, olahraga merangsang produksi hormon endorfin yang dapat membantu menenangkan pikiran dan tubuh.
- Ciptakan Rutinitas yang Sehat
Tidur yang cukup dan pola makan teratur sangat penting untuk mengurangi overthinking. Dikutip dari KlikDokter, tubuh yang cukup istirahat dapat mengurangi stres dan membantu pikiran lebih fokus, sehingga tidak mudah terjebak dalam pola pikir yang berlebihan.
- Konsultasi dengan Orang Profesional
Jika overthinking mulai mengganggu kehidupan sehari-hari, berkonsultasi dengan psikolog atau konselor dapat menjadi solusi yang efektif. Dikutip dari SehatQ, terapi seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT) terbukti efektif dalam membantu individu untuk mengubah pola pikir negatif dan mengurangi kecenderungan untuk terjebak dalam siklus overthinking. Terapi ini berfokus pada cara-cara berpikir dan bertindak yang lebih sehat, serta memberikan keterampilan untuk mengelola stres dan kecemasan yang berlebihan.
Dengan dukungan profesional, dapat belajar cara untuk mengenali dan merespons pemikiran berlebihan dengan cara yang lebih konstruktif dan realistis.
Overthinking adalah kebiasaan berpikir berlebihan yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental dan fisik. Faktor-faktor seperti tekanan sosial, kelelahan mental dan fisik, serta ketidakpastian masa depan sering kali menjadi pemicu utama terjadinya overthinking. Namun, dengan kesadaran yang lebih baik tentang pemicunya dan penerapan langkah-langkah pengelolaan seperti alihkan perhatian, olahraga, ciptakan rutinitas yang sehat dan konsultasi dengan orang profesional, dampak buruk dari overthinking dapat diminimalkan.
Menghadapi kecemasan dan ketidakpastian dengan cara yang lebih sehat dan realistis adalah kunci untuk menjaga kesejahteraan mental. Dengan pendekatan yang tepat, hidup dapat dijalani dengan lebih tenang, fokus, dan produktif. (Ine Fitrianingsih)
Komentar